Ada sebuah pulau dan pulau itu bernama Pulau Bermuda.
Karena pulau ini sangat dekat sekali dengan Segitiga Bermuda. Pulau Bermuda
adalah pulau yang sangat makmur akan tanaman dan hasil lautnya. Akan tetapi, terjadi
sebuah peristiwa mengerikan. Peristiwa tersebut di akibatkan oleh monster laut.
Masyarakat sekitar menamakan monster itu dengan sebutan Groa. Groa adalah
makhluk hidup yang tinggal di bawah laut, sesepuh pulau dulu menyatakan pernah
ke tempat tinggal Groa dan selamat dari monster itu. Akan tetapi ia jatuh sakit
akibat racun yang di tularkan oleh makhluk tersebut dan tak tertolong di
rumahnya. Dan groa menyerang pulau ini 2000 tahun lalu.
Groa sejenis binatang berbentuk mirip sekali dengan
gurita. Akan tetapi bedanya, makhluk ini berwarna kuning terang dan memiliki 3
mata dan hanya memiliki 5 tentakel. Groa adalah monster laut yang diperkirakan besarnya
sekitar 2 pohon beringin tua. Groa dipercaya tidak memiliki telinga sehingga
groa tidak dapat mendengar suara. Tetapi groa memiliki mata dan penciuman yang
sangat tajam. Groa dulu diduga hanya mitos, mitos yang diduga 2000 tahun yang
lalu. Mitos itu ditulis oleh sesepuh yang dulu terkena racun dari Groa. Beliau
menuliskan pengalamannya tersebut ke atas sebuah batu besar di tengah pulau
ini. Beliau berkata “Kalian jangan takut, kalian aman jika tidak makan ikan.
Groa adalah makhluk besar menyerangku, kaumku, rumahku.” Seorang pemuda berkata
“Sungguh tidak masuk akal perkataan sesepuh ini, apa hubungannya ikan dengan
makhluk besar bernama groa ??”
Akan tetapi memang
sejak kejadian 2000 tahun lalu, masyarakat sekitar melarang mengonsumsi ikan.
Akibat kejadian 2000 tahun lalu, masyarakat sekarang
tidak pernah merasakan rasa ikan. Padahal pulau tersebut adalah pulau yang
memiliki banyak ikan di lautnya. Hal itu diketahui karena saat masyarakat
berimigrasi sering melihat ikan di sepanjang perjalanan. Dan akhirnya
malapetaka datang saat raja dari pulau seberang menginap di pulau Bermuda atas
undangan raja pulau Bermuda. Mereka hadir dalam acara ulang tahun ke-100 raja
pulau Bermuda.
Peristiwa itu bermula saat raja dari pulau seberang meminta
seekor ikan untuk makan malam. Ajudan dari raja tersebut mengingatkan bahwa
pulau ini melarang mengonsumsi ikan. Tetapi raja Tolgo (raja pulau seberang)
mengatakan bahwa hal itu Cuma mitos dan memaksa agar ajudannya cepat mengambil
ikan untuk dimakannya. Lalu 5 ajudan
dari raja Tolgo berangkat menaiki perahu ketengah laut dan membawa jaring. 5
ajudan tersebut terkejut melihat ikan yang begitu banyak sekali. Mereka cepat
cepat menyiapkan jaring. 1 per satu jaring mereka lempar, hingga 5 kali mereka
melempar 5 jaring peristiwa aneh pun terjadi.
Pusaran ait terlihat membulat dan lama lama membesar dari
arah selatan dari perahu mereka. Pusaran itu makin lama makin membesar dan
membuat 5 ajudan raja Tolgo itu panik. Mereka dengan cepat mendayung kearah
berbalik dari pusaran itu. Dengan sekuat tenaga mereka mendayung, pusarang itu
malah makin besar. Pusaran itu seolah olah menghisap mereka. Perahu mereka
tertarik sedikit demi sedikit akibat pusaran itu. Tidak lama setelah itu pusaran
tersebut muncul raksasa, dia adalah Groa si monster laut. Mereka tidak percaya
dengan yang terjadi, mitos itu ternyata tidak bercanda. Dengan tentakelnya yang
besar, groa menghansurkan perahu 5 ajudan tersebut dengan sekali kibasan.
Perahu tersebut pun hancur dan para ajudan itu tewas.
Raja Tolgo sudah menunggu sampai matahari terbenam. Para
ajudan itu belum muncul juga. Raja Tolgo pun menengok keluar, menengok dari
jendela yang terbuka dan melihat kea rah pantai. Tiba tiba sorot matanya tajam,
beliau terkejut. Orang orang sekitar sudah berlarian meninggalkan rumah mereka
dan menjauh dari arah pantai. “Groa datang!” “Monster laut itu ada!” Orang
orang sekitar meneriaki sambil berlari berbondong bondong. Raja Tolgo pun
teringat perkataan ajudan mereka bahwa Groa itu ada, beliau salah dan
menganggapnya hanya mitos. Akhirnya raja Tolgo dan raja Kunnal (raja pulau
Bermuda) mempersiapkan prajurit untuk menyerang monster laut. Mereka
mempersiapkan meriam dan tembakan api
untuk menyerang groa. Dan aba-aba dari kedua raja itu pun mulai “tembaak!” para
prajurit serentak menembakkan senjata mereka kearah groa. Namun groa berlindung
menggunakan tentakelnya.
Serangan demi serang di luncurkan oleh prajurit. Namun groa
adalah monster laut yang besarnya setara dengan istana pulau Bermuda. Serangan
para prajurit hanya seperti mainan untuk groa. Serangan prajurit sia sia. Groa
semakin mendekat kearah istana. Prajurit mulai panik. Kedua raja pun kehabisan
akal. Semua yang ada di pulau itu putus asa. Mereka pasrah dengan kedatangan
groa.
Tiba tiba terdengar suara pesawat di atas udara. Semua mata
masyarakat tertuju kearah pesawat tersebut. Lalu terdengar suara dari pesawat
itu. “Semua jangan panik, saya tau apa yang akan mengalahkan monster laut ini.”
Kedua raja bingung dengan perkataan seseorang diatas kapal tersebut. Meriam dan
tembakan api saja tidak bisa melumpuhkan monster laut itu. Tetapi dia ingin
mengalahkannya hanya dengan sebuah pesawat. Dan mereka berdua juga berfikir
pesawat itu membawa apa, karena pesawat itu tidak seperti pesawat tempur. Itu
adalah pesawat terbang yang menggunakan baling baling yang dipakai untuk
bepergian. Apakah mungkin pesawat sekecil itu membawa bom. Mustahil pesawat itu
membawa bom, lalu apa yang ia bawa untuk mengalahkan monster laut itu.
Pertanyaan itu pun terjawab…
Pesawat itu menurunkan ikan ikan yang telah terpotong. Dan
itu terlihat oleh teropong kerajaan. Kedua raja itu terheran heran. Ikan ikan
tersebut berjumlah banyak sekitar 100ekor. Kedua raja itu semakin penasaran
mengapa pesawat itu menurunkan ikan yang terpotong dengan darah yang
bercecer disekitarnya.
Terdengar suara teriakan groa si monster laut yang begitu
keras dan nyaring sekali. Teriakannya 3 kali lebih keras dari sebelumnya, dan
membuat semua orang di pulau Bermuda menutup telinga. Sesekali monster laut itu
menyerang pesawat itu, namun pesawat itu kesana kemari dan akhirnya berhasil
menjauh dari monster laut itu.
Groa si monster laut terjatuh. Semua masyarakat terkejut.
Monster laut itu terkulai lemas tidak berdaya. Pesawat telah mendarat di padang
rumput tak jauh dari istana. Kedua raja dengan cepat memerintahkan prajuritnya
untuk mengajak seseorang yang barusan menaiki pesawat itu. Dan Raja Kunnal
memerintahkan 50 prajuritnya untuk memeriksa monster itu. Semua prajurit yang
telah diperintahkan pun mulai berangkat menuju tugasnya masing masing.
3 prajurit yang diperintahkan raja menghampiri seseorang
yang mengendarai pesawat itu. Ternyata yang menaikinya adalah seorang pemuda.
Lalu mereka mengajaknya pergi ke istana dengan alasan raja ingin menemuinya.
Pemuda itu pun setuju. Sesampainya di istana ada seseorang pembantu kerajaan
mengenali sesosok pemuda ini, ia memanggilnya. Pemuda itu ternyata bernama
pahkan. Lalu kedua raja itu menjamu pahkan dan masuk ke dalam istana. Raja
mulai menanyakan apa yang telah terjadi.
Sebelum raja bertanya,
pahkan memulai pembicaraan. Ia langsung memperkenalkan dirinya. Pahkan adalah
seorang tukang besi jauh dari istana. Letak rumahnya berlawanan dengan pantai
awal kemunculan groa. Dia adalah seorang keturunan sesepuh yang menuliskan nama
dari batu besar di tengah pulau. Lalu raja bertanya mengenai soal ikan itu.
Lalu dengan sigap pemuda itu menjawabnya. “Saya mengetahui kelemahannya dari
ayah saya. Pengetahuan itu turun temurun di warisi oleh keturunan saya.” Jawab
pahkan. Raja bertanya mengapa pahkan dan keluarga sebelumnya tidak
memberitahukannya. Pahkan diminta untuk tidak memberitahukan kepada siapapun.
Pahkan memiliki misi tersendiri. Ia telah merakit pesawat
sendiri dan bertujuan untuk mengalahkan groa tanpa diketahui siapa pun, agar
masyarakat sekitar bisa merasakan ikan dan menganggap groa itu hanya mitos. Lalu
Pahkan bertanya kepada raja, apa yang membuat groa datang. Suasana hening
seketika. Lalu akhirnya raja Tolgo angkat bicara, ia menceritakan bahwa ia
memerintahkan ajudannya untuk mengambil ikan karena beliau ingin sekali makan
ikan. Dari perkataan raja barusan Pahkan menceritakan sesuatu.
Groa adalah monster laut yang anti terhadap ikan. Ia akan
marah bila ikan diambil karena ia takut akan darah ikan. Darah ikan adalah
racun bagi Groa. Pahkan mengetahui ini Karena dulu nenek moyangnya sedang
menangkap ikan lalu groa datang dari bawah laut. Dengan panik beliau
melemparnya dengan ikan. Dan cepat cepat kabur. Dari kejauhan groa tidak
mendekatinya. Pikir beliau groa takut terhadap ikan. Lalu beliau memberitahukan
kepada keluarganya. Akan tetapi keesokan
harinya groa datang dan menghancurkan semuanya. Hanya yang berhasil bersembunyi
yang tidak tewas saat itu, salah satunya beliau. Itu kejadian 2000 tahun yang
lalu. Dan yang selamat pada saat itu berjanji untuk tidak cerita ke siapapun.
Akan tetapi nenek moyangnya berinisiatif menuliskannya di atas batu di tengah
pulau.
Bersambung.